Seri Guru Sejarah Berprestasi, Aries Prasetya: Apresiasi Guru Sejarah Inovatif dan Kreatif dari Kemendikbud

 

Pengalaman bersejarah yang tidak akan terlupakan bagi Aries Eka Prasetya, ketika menghadiri undangan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menghadiri perayaan Hari Pendidikan Nasional di Kemendikbud Jakarta, Rabu (2/5). Guru sejarah dari sekolah di pinggir kota Surabaya ini merasa tidak yakin dan serasa mimpi di siang bolong. Sempat terbesit tanya apakah undangan ini tidak salah alamat atau untuk apa Pak Aries diundang ke Jakarta. Rupanya setelah dibaca dengan seksama dan diperkuat dengan telepon salah satu pegawai Direktorat Jenderal Sejarah, yang menyebutkan bahwa Pak Aries diundang ke Jakarta untuk menerima apresiasi dari Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai guru sejarah yang inovatif dan kreatif di Indonesia.

Selain itu, pada momen yang berbahagia ini Aries Prasetya yang juga merupakan Pengurus Pusat AGSI dari Departemen Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) dapat bersilaturahmi dengan Sumardiansyah Perdana Kusuma (Presiden AGSI) dan Warsono (Sekjen AGSI) yang pada kesempatan tersebut juga mendapatkan undangan dari Kemendikbud untuk mengikuti perayaan Hari Pendidikan Nasional sekaligus penganugerahan penghargaan bagi para pegiat sejarah. “Kami dari AGSI turut bahagia, bangga, serta memberikan apresiasi yang tinggi kepada Mas Aries atas prestasi yang dicapai. Semoga dapat menginspirasi Guru Sejarah lainnya dan semakin menguatkan gerakan AGSI kedepannya” kata Sumardiansyah.

Aries sendiri merupakan guru sejarah yang suka memberi sentuhan inovasi dalam metode dan sistem pembelajarannya di kelas. Dia merasakan bahwa sejarah tidak harus hanya menghafal angka tahun, peristiwa dan nama tokoh. Namun juga bisa diberi sentuhan inovasi dalam pembuatan materi pembelajaran, presentasi maupun evaluasinya.

Profil

Aries Eka Prasetya adalah seorang guru sejarah di SMA Negeri 22 Surabaya. Dalam menekuni pekerjaannya sebagai seorang guru, dia sering menggunakan sentuhan inovasi dan kreasi untuk menciptakan model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Senang dengan dunia sinematografi, travelling dan literasi serta kreasi pembelajaran. Semenjak lulus S-1 Pendidikan Sejarah sering menulis tentang inovasi pembelajaran, berkat ketekunannya dia mendapatkan prestasi cumlaude untuk lulusan terbaik dan tercepat dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tahun 2005.

Kegemarannya dalam berinovasi membawanya untuk melanjutkan sekolah S-2 dan berkesempatan merasakan belajar gratis dari pemerintah kota Surabaya di Dong Eui University, Busan Korea Selatan tahun 2013. Aktif menulis di sosial media melalui gerakan moral SAMISANOV (Satu Minggu Satu Inovasi). Berkat keunikannya memanfaatkan segala hal, bahkan saat liburan maka dia sering menarsiskan diri di segala suasana dan lokasi yang didatanginya. Pemilik slogan Bersama Pak Aries “Sejarah Makin Eksis” ini sering mengunggah foto-foto hasil swafotonya ketika melaksanakan inovasi atau mengeksplor suatu tempat yang baru dikunjunginya.

Pada tahun 2017 berkesempatan mengunjungi Melbourne Australia untuk belajar banyak tentang inovasi pendidikan di negeri Kanguru tersebut sebagai hadiah menjadi salah satu pemenang lomba Indonesia Digital Learning (IDL) tahun 2016. Berkat kegiatan lomba yang pernah diikuti, seperti Kompetisi Quipperschool, Indonesia Digital Learning (IDL) dan beberapa lomba Cinematografi dan Kesejarahan, membuat Aries merasakan bahwa pendidikan harus dikembangkan dengan sentuhan dari hati dan inovasi.

Di awal tahun 2018 dikukuhkan menjadi pelatih nasional Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan menjadi founder kanal Samisanov (Satu Minggu Satu Inovasi). Kegigihannya dan sepak terjangnya dalam dunia inovasi membuatnya pernah nongol di layar kaca seperti program Ini Talk Show, Sarah Sechan dan Indonesia Morning Show NET TV, Diskusi Inovasi di JTV, Liputan berita inovasi di MNC TV dan semoga nanti akan banyak lagi program TV yang mengundangnya.

Dalam dunia pendidikan Aries banyak berkiprah dalam MGMP Sejarah Kota Surabaya sebagai lembaga yang menjadi rumahnya untuk menimba ilmu dan berguru dari para guru sejarah senior lainnya. Selain itu berupaya ngeksis juga di MGMP Sejarah Propinsi Jawa Timur, karena baginya belajar dan terus mengasah kemampuan dalam sejarah serta inovasi pembelajaran menjadi hal yang harus terus dilakukan.

Sejarah bukanlah pelajaran yang membosankan, tapi sejarah adalah pelajaran tentang kehidupan. Historia Vitae Magistra, dengan belajar sejarah kita akan menjadi orang yang bijaksana. Dengan memahami masa lalu akan menjadi pijakan masa kini dan berupaya menata yang lebih baik untuk masa depan. Setidaknya hal tersebut yang memotivasi Aries untuk mencintai sejarah serta berupaya berbuat sesuatu untuk membuat sejarahnya. Sebagai seorang guru dia sangat menjunjung slogan Ing Ngarso Sung Tulodho, berdiri di depan untuk memberikan contoh kebajikan pada anak didiknya. Ing Madya Mangun Karsa, berada di tengah bersama murid mencipta kreasi melalui sentuhan inovasi. Dan Tut Wuri Handayani, selalu mensuport dan mendukung siswa untuk berkreasi lebih baik lagi.

Guru yang baik adalah yang mau berinovasi, namun guru yang luar biasa adalah yang mampu menginspirasi siswa dan guru lainnya untuk bisa lebih baik lagi kedepannya. Bukankah juara sejati adalah mereka yang tidak hanya mengumpulkan pundi hadiah dan piala tapi yang mampu mencetak juara-juara lainnya baik melalui inspirasi maupun kolaborasi dalam berinovasi untuk mencipta kreasi yang berbuah prestasi.

Sejarah sebagai pelajaran yang mengkaji masa lalu harus bisa tampil menarik terlebih yang dihadapi masa kini adalah generasi zaman now. Generasi yang harus di bimbing untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotismenya. Tuntutan global dan kompleksitas permasalahan dalam dunia pendidikan khususnya sejarah membuat Aries merasa harus menemukan wadah yang tepat dalam mencari solusi dan belajar dari para ahlinya dalam organisasi. AGSI (Asosiasi Guru Sejarah Indonesia) menjadi organisasi yang memiliki visi dan gerakan nyata dalam dunia pendidikan. Sumardiansyah Perdana Kusuma, selaku Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) berpikir agar keberadaan AGSI tidak hanya sekedar sebagai organisasi dengan rentetan program, melainkan sebuah organisasi yang identik dengan gerakan. ”Ada perbedaan mendasar antara keduanya, jika program identik dengan langkah-langkah prosedural dan formalistik, tidak demikian dengan gerakan yang lebih bersifat kolektif, kesadaran, sukarela, kemandirian, dan progresif. Berbicara AGSI adalah berbicara gerakan,” tegas Sumardiansyah.

Sebuah kebanggan dan tantangan kedepan untuk bisa berkiprah lebih baik dalam dunia pendidikan, seperti sambutan Pak menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam upacara Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2018. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Mendikbud juga mengajak semua pihak untuk terus bekerja sama dalam memajukan pendidikan Indonesia. “Marilah kita tingkatkan kerja sama ini menuju Indonesia yang lebih baik. Selamat Hari Pendidikan Nasional tahun 2018. Kita maju bersama. Kita bekerja sama demi kemajuan Indonesia, demi Indonesia sebagai bangsa yang besar, modern dan maju,” katanya.

Mari maju bersama mencipta generasi bangsa melalui sistem dan pembelajaran yang mulia. Awali semua dari hati dengan niat suci mendidik anak negeri menggapai mimpi mencipta inovasi berkreasi untuk prestasi. (AP)

Author: Admin AGSI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *