Dalam rangka memperkuat hubungan antar saudara serumpun, beberapa waktu lalu Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) melakukan kunjungan ke Malaysia. Rombongan yang dipimpin oleh Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma diterima oleh Ketua Persatuan Guru Sejarah Malaysia (PGSM) Bakhtiar Sukhor dan Ketua Persatuan Sejarah Melayu (PSM) Tan Sri Omar Moh. Hashim. Pada kesempatan tersebut, bertempat di Wisma Sejarah Kuala Lumpur, antara AGSI, PGSM, dan PSM berhasil mengadakan Seminar Antar Bangsa Kesejarahan Guru Sejarah Indonesia-Malaysia yang diikuti oleh 100 orang Guru-Guru Sejarah dari berbagai negara bagian di Malaysia dan 30 orang Guru-Guru Sejarah sekaligus Pengurus Pusat AGSI dari Sabang sampai Merauke.
Dalam pidato sambutannya Sumardiansyah mengingatkan perlunya membangun kebanggaan dan mempertegas kembali identitas kita sebagai bangsa rumpun Melayu. Ia ingin agar Pendidikan Sejarah lebih berorientasi pada nilai-nilai positif atau penguatan karakter bangsa, mempertemukan antara pemerintah, sejarawan, dan guru sejarah dalam menghadirkan narasi-narasi sejarah yang berbasis riset dan pedagogical content knowledge.
Ia juga berharap guru sejarah berperan dalam memerangi hoax yang bisa memicu kerenggangan antara Indonesia-Malaysia dengan memperkuat literasi dan diskusi. “Guru sejarah adalah ujung tombak peradaban, menjadi Guru Sejarah adalah sebuah kebanggaan dan kemuliaan. Karenanya kita harus memperkuat peran kita” tandas Sumardiansyah.
Tampak para audien dari kedua negara sangat antusias dan memberikan applause atas apa yang disampaikan oleh Presiden AGSI. Salah satu Guru Sejarah SMK Bandar Sri Damansara 1 Malaysia Herni Henry berharap kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut. “Selain mendapat ilmu pengetahuan, juga menambah jaringan persaudaraan” ungkap Herni.
Selain seminar, rombongan AGSI juga berkesempatan melakukan audiensi dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Indonesia di Malaysia, Prof. Dr. Ari Purbayanto. Dalam pertemuan tersebut Ari berharap agar AGSI dapat berkontribusi lebih jauh dalam dunia Pendidikan dan Kesejarahan dalam konteks Indonesia-Malaysia. Di akhir kunjungan, rombongan AGSI dijamu oleh perwakilan Ketua Menteri Malaka Ibu Azlin Nurain Adnan, serta diajak mengunjungi situs-situs sejarah seperti Stadthuys, museum, dan benteng St. Paul’s Hills (Afamosa) di Kota Tua Malaka. (HP)
###