Pada hari Minggu, 30 September 2018, bertempat di SMAN 3 Banda Aceh, MGMP Sejarah Provinsi Aceh mengadakan kegiatan dengan mengundang Guru-Guru Sejarah yang mewakili Banda Aceh, Aceh Besar, dan Lhouksmawe.
Kegiatan dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 Stanza dan sambutan Dra. Rusmiati (Guru SMAN 3 Banda Aceh dan Ketua MGMP). Rusmiati dalam sambutannya menjelaskan mengenai perlunya para Guru Sejarah untuk berkumpul dan berdiskusi mengenai profesionalisme. Kegiatan pelatihan-pelatihan semacam ini sangat ditunggu oleh para Guru Sejarah di Aceh, selain menyambung silaturahmi juga meningkatkan kompetensi.
Sumardiansyah Perdana Kusuma (Presiden AGSI) sebagai narasumber memberikan pemaparan mengenai selayang pandang AGSI dan paradigma pembelajaran sejarah. Usai pemaparan acara dilanjutkan dengan pembentukan AGSI Provinsi Aceh. Pembentukan AGSI dipandu oleh Dra. Khamsiah (Guru Sejarah SMA Darul Imarah) yang secara aklamasi memilih Hizqil Apandi, S.Pd (Guru Sejarah Labschool Syah Kuala) sebagai Ketua AGSI Provinsi Aceh.
Hizqil dalam sambutannya menyampaikan dengan terbentuknya AGSI di Provinsi Aceh, pihaknya akan berupaya berkontribusi memajukan pendidikan Aceh, khususnya pendidikan sejarah. AGSI Provinsi Aceh akan berupaya mendorong pengajaran sejarah di sekolah-sekolah berlangsung dengan gembira, menarik, dan bermakna sebagai bagian dari pembentukan karakter bangsa.
Pembentukan AGSI yang dimulai dari ujung Barat Indonesia dapat menjadi inspirasi, bahwa pergerakan yang dimulai dari “pinggiran” dan berangkat dari daerah akan mengikat simpul-simpul kebhinekaan dan memperkuat posisi AGSI dalam bingkai keindonesiaan, ujar Sumardiansyah.