Memperingati Hari Sejarah, mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan kuliah umum yang bertajuk “Paradigma Guru Sejarah: dari Falsafah, Kurikulum, sampai Pembelajaran”. Kuliah umum tersebut berlangsung di Ruang Sidang Dewan Kota Abad XX, Museum Kota Makassar. Tampil sebagai pemateri yakni Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Sumardiansyah Perdana Kusuma.
Dalam paparan materinya, lelaki lulusan program doktor UNJ ini memaparkan tentang pentingnya seorang guru atau pengajar menguasai falsafah pendidikan dan memahami esensi dari kurikulum pendidikan, sehingga guru dapat menyusun berbagai pendekatan dan metode dalam mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
“Seorang guru sejarah mampu menghadirkan konten lokal serta mengawinkannya dengan materi ajar yang berkonten nasinal sehingga menumbuhkan gairah kebanggaan atas nilai kearifan lokal yang pada akhirnya membangun kebanggan terhadap cinta tanah air,” ujar Mas Ardiansyah, sapaan akrab Sumardiansyah.
Ia mengungkapkan pentingnya seorang calon guru dan guru sejarah dalam menguasai konten pembelajaran dan falsafah pendidikan itu sendiri.
“Selain itu menjadi guru adalah profesi yang mulia,” ujar DR. Bahri.
Citizen Reporter: Adil Akbar (Alumni Pendidikan Sejarah UNM (S1) dan IPS-Konsentrasi Pendidikan Sejarah (S2), Anggota AGSI-Sulawesi Selatan dan Pegiat Literasi di Pecandu Aksara)