Asosiasi Guru Sejarah Indonesia Provinsi Jawa Timur (AGSI Jatim) terbentuk. Bertempat di aula SMAN 2 Kediri (Sabtu, 24/12/2018) lalu Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma didampingi sekjen Ismail melantik guru guru sejarah Jawa Timur yang terpilih sebagai pengurus masa bhakti 2018-2023.
Dalam kata sambutannya, Sumardiansyah mengatakan, AGSI lahir bukan sebagai “musuh” MGMP sejarah yang sudah ada. AGSI hadir untuk menciptakan ruang baru bagi guru guru sejarah untuk meningkatkan kualitas profesionalnya. “Rumah bapak dan ibu yang sebenarnya adalah di MGMP. Kalau ingin berkarya, bapak dan ibu bisa ke luar rumah. Mengembangkan diri dalam lingkup yang lebih luas, Nah, tempat yang tepat ya di AGSI,” jelasnya.
Oleh karena itu pihaknya berharap agar pengurus AGSI tidak melakukan kegiatan kegiatan yang selama ini sudah dilakukan MGMP. Misalnya, menyusun perangkat pembelajaran. “Kami berharap pengurus ini merancang kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan profesional berkelanjutan bagi anggota serta meningkatkan kesadaran sejarah bagi masyarakat, bisa juga membuat pelatihan advokasi agar guru sejarah melek hukum” sambung Rian, sapaan akrab Sumardiansyah Perdana Kusuma.
Mas Pres begitu dia disapa dalam kesempatan itu juga menghimbau pengurus dan anggota AGSI agar berkoordinasi dan bekerja sama dengan MGMP, Pemerintah Daerah dan Komunitas-komunitas penyuka sejarah.
“Lakukan Koordinasi dan kerjasama yang baik dengan instansi terkait. Jangan menciptakan suasana rivalitas,'” pesannya.
Sementara itu Ketua terpilih, Priyandono mengaku siap mengemudikan AGSI hingga akhir masa bhaktinya. Guru sejarah di SMAN 1 Gresik itu siap mengemban amanah sejawatnya. “Saya siap mengawal organisasi ini, tapi saya ini tidak ada artinya tanpa dukungan kawan-kawan semua. Mari kita kendalikan bersama. Kita bersama sama beraksi di AGSI, ” tukasnya usai dilantik. (Pri)