Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan Seminar Nasional sekaligus Pelantikan yang dilaksanakan secara bersamaan antara AGSI Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat, di Gedung Jusuf Kalla Sabtu 14 Desember 2019. Kegiatan itu dihadiri oleh 230 peserta terdiri dari Guru Sejarah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Dinas Perhubungan Mamuju, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Buton Tengah, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Kaprodi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Makassar, utusan AGSI Provinsi Sulawesi Tenggara dan Gorontalo.
Kegiatan dengan tema “Sejarah Lokal Tantangan dan Masa Depan” dibuka dengan menampilkan Tarian Badduppa sebagai simbol selamat datang bagi para tamu undangan.
Seminar Nasional ini menghadirkan narasumber yaitu Sumardiansyah Perdana Kusuma (Presiden AGSI), Prof. Dr. Hj. Andi Ima Kesuma (Guru Besar UNM) dan Dr. Muslimin A.M Effendy (Kepala BPCB Kalimantan Timur).
Nurhayati Ahmad (Guru Sejarah SMANKO) selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa seminar ini bisa terjadi karena support dari segenap panitia dan para peserta yang hadir.
Disela-sela seminar juga dirangkaikan dengan Pelantikan Pengurus AGSI Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat, dalam hal ini masing-masing daerah diketuai oleh Abdul Asis (SMAN 17 Makassar), Amir Lagandeng (SMAN 2 Palu) dan Samsuddin Latimbang (SMAN 1 Polewali).
Setelah melantik, Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma juga menguatkan mengenai urgensi muatan lokal dalam mengisi narasi sejarah nasional sebagai landasan untuk membangun memori kolektif serta mengikat simpul keIndonesiaan. Pembelajaran Sejarah harus mengakomodir kearifan lokal untuk lebih mendekatkan peserta didik sesuai konteks daerahnya masing-masing.
Ia juga mengapresiasi semangat gotong royong dari AGSI Sulawesi Tengah, Barat dan Selatan untuk membuat sebuah acara dengan skala nasional seperti ini. Kegiatan ini menjadi semakin bermakna karena diadakan bertepatan dengan peringatan hari sejarah, ujar Sumardiansyah.
Untuk menghidupkan kembali semangat kebangkitan historiografi Indonesia, sesuai dengan dokumen Maklumat Hari Sejarah Tahun 2014 yang digagas oleh berbagai kalangan masyarakat yang melibatkan asosiasi profesi, komunitas pecinta sejarah, guru, dosen dan mahasiswa sejarah diusulkan tanggal 14 Desember sebagai Hari Sejarah, yang mana penetapan tanggal tersebut merujuk pada tanggal dimulainya Seminar Sejarah Nasional tahun 1957 di Yogyakarta.
Setelah seminar dan pelantikan, pada 15/2 seluruh peserta juga diajak untuk melakukan lawatan sejarah mengunjungi Situs Leang Pattae dan bukit Karst Ramang-Ramang di daerah Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. (Min)
Artikel ini merupakan repost dari laman: http://potret.co/hari-sejarah-guru-sejarah-sesulawesi-gelar-kegiatan-kesejarahan