200 orang yang terdiri dari siswa SMA, guru dan mahasiswa sejarah se Kalimantan Barat, Kamis, (12/12) memenuhi Aula Hadari Nawawi IKIP PGRI Pontianak untuk mengikuti kegiatan Diskusi Buku Menggugat Historiografi Indonesia karya Prof. Bambang Purwanto dan Prof. Asvi Warman Adam, serta diskusi Tantangan Historiografi Indonesia ke depan. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara AGSI Kalbar dengan Laboratorium Sejarah IKIP PGRI Pontianak, MGMP Sejarah Kota Pontianak, Ikahimsi Wilayah XII, serta Komunitas Perpustakaan Tepian Kapuas.
Hadir sebagai narasumber diskusi ini dari dua kalangan yang berbeda. Narasumber pertama dari Peneliti Sejarah, Yusri Darmadi dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat. Sedangkan narasumber kedua dari Akademisi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Pontianak, Basuki Wibowo.
Ketua Panitia M. Rikaz Prabowo menuturkan, bahwa acara ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Peringatan Hari Sejarah Nasional yang jatuh setiap 12 Desember. “Hari sejarah nasional sendiri mengambil momentum terlaksananya Seminar Nasional Sejarah 1 di Yogyakarta pada 14-18 Desember 1953 yang menandai bangkitnya Historiografi (penulisan sejarah) Indonesia. Oleh sebab itu panitia memilih tema Historiografi dalam diskusi ini” tutur pria yang mengajar di SMA Negeri 10 Pontianak ini.
Dalam acara diskusi dipandu oleh pengurus Ikahimsi Wilayah XII, Reyhan Ainun Yafi, para narasumber bersepakat di Kalimantan Barat sendiri minim sekali dengan sumber berupa buku-buku sejarah, arsip, artefak. Hal ini menjadi persoalan mendasar diskusi kali ini untuk diangkat ke permukaan. “Dalam persoalan historiografi lokal tersebut, mendalami sejarah lisan menjadi solusi dari keterbatasan sumber yang ada. Para guru-guru sejarah yang tergabung dalam AGSI dapat memulainya” ujar Basuki Wibowo.