Semangat Guru-guru Sejarah dari tingkat SMA, SMK dan MAN di DKI Jakarta untuk mendirikan suatu organisasi profesi telah terwujud dalam pembentukan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI). Bertempat di SMA Negeri 70 dengan musyawarah bersama pada Jumat (9/2) para Guru Sejarah SMA, SMK dan MA membentuk AGSI DKI Jakarta.
Kegiatan pembentukan AGSI DKI Jakarta ini bersamaan dengan kegiatan MGMP SMA Sejarah Provinsi DKI Jakarta. Meskipun demikian diundang pula perwakilan dari SMK dan MA untuk ikut bersama dalam AGSI Dalam pembentukan AGSI DKI Jakarta dibuka oleh Drs. Warsono, M.Pd sebagai Sekjen AGSI Pusat. Dalam sambutannya ia mengatakan AGSI DKI Jakarta menjadi model dari cabang-cabang AGSI yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Dengan hadirnya AGSI di Jakarta dapat pula membantu guru-guru mengembangkan dalam bidang keprofesian sebagai guru sejarah.
Dalam pertemuan ini juga secara aklamasi telah terpilih Drs. Suparman, S.H guru sejarah SMAN 2 Jakarta sebagai ketua AGSI DKI Jakarta. Segera setelah terpilih dibentuk susunan kepengurusan AGSI DKI Jakarta yang memadukan sinergi antara golongan tua dan golongan tua seperti halnya kerjasama pada saat menjelang kemerdekaan. Dalam sambutannya sebagai ketua AGSI DKI Jakarta, ia mengatakan Semoga AGSI DKI Jakarta bisa menjadi bagian dari gerakan AGSI se-Indonesia untuk melahirkan dan mewujudkan guru-guru sejarah sebagai ujung tombak peradaban bangsa. Dengan kolaborasi bersama bisa mewujudkan guru-guru sejarah yang profesional, makmur-sejahtera dan terlindungi
Pembentukan AGSI DKI Jakarta ini juga diapresiasi oleh Sumardiansyah Perdana Kusuma sebagai Presiden AGSI. Dalam kesempatan terpisah ia mengatakan bahwa “pembentukan AGSI DKI Jakarta semoga dapat menjadi role model bagi AGSI-AGSI di daerah lainnya. Sinergitas dan harmonisasi antara AGSI Pusat dan MGMP perlu dibangun dalam rangka mencapai tujuan terutama yang menyangkut kepentingan Guru Sejarah. Partisipasi keorganisasian perlu dibangun tanpa melihat batasan usia tua-muda, negeri-swasta, PNS-Non PNS, maupun jenjang baik itu SMA-SMK-MA. Semua harus dirangkul dan bersatu di bawah AGSI”, tutup Sumardiansyah. (Dms)