Bertempat di Graha Candra Wilwatikta, Pandaan Kabupaten Pasuruan Jawa Timur, Sabtu (30/11) kegiatan Persamuhan Nasional Pendidik Pancasila secara resmi dibuka oleh Pelaksana Tugas Kepala BPIP Prof Hariyono. Pemukulan gong menandai kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) dengan melibatkan 500 guru sejarah dari 34 Provinsi se Indonesia.
Dalam sambutannya Prof Hariyono menjelaskan mengenai pentingnya Pancasila sebagai kesepakatan bersama bangsa Indonesia. Menurutnya, perkembangan sejarah di dunia juga berpengaruh pada sejarah Indonesia. Sehingga siswa harus diberikan mengenai sejarah yang global, tidak hanya sejarah politik namun menjadikan sejarah sebagai usaha untuk menanamkan nasionalisme.
“Perkembangan zaman, modernisasi dan globalisasi membawa tantangan pada Pancasila. Tantangan bukan untuk dihindari namun dijadikan bahan untuk memperkokoh Pancasila. Guru Sejarah harus bisa menunjukkan pentingnya Pancasila sebagai upaya untuk memperkokoh bangsa” harapnya.
Prof Hariyono juga berharap agar guru Sejarah bisa mendukung BPIP sebagai lembaga yang terus menjaga ideologi Pancasila dengan cara-cara yang inovatif, kreatif dan bisa menunjukkan berpreatasi. “Guru sejarah tidak boleh seperti museum dan patung. Guru sejarah harus tampil menarik dalam mengajarkan sejarah terutama mengajak siswa untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila secara nyata” tambahnya.
Adapun Sekretaris Dewan Pengarah BPIP Mayjend TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, mewakili Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarno Putri yang berhalangan hadir, dalam materinya mengatakan bahwa guru sejarah menjadi lokomotif untuk membentuk siswa yang Pancasialis.
“Tujuan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Maka guru harus mengisi kehidupan berbangsa dengan mengajarkan keberagaman dan ketegasan dalam menumbuhkan nasionalisme berdasarkan nilai Pancasila kepada para siswa. Pancasila sebagai kesepakatan para pendiri bangsa yang memberikan arahan pada rakyat Indonesia. Guru harus terus semangat mendidik anak bangsa untuk Indonesia maju” harapnya.
Senada dengan hal itu, Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma mengatakan bahwa guru sejarah adalah penjaga peradaban bangsa Indonesia. Menurutnya pendekatan sejarah paling tepat dalam rangka mengideologisasikan Pancasila. “Pada hakikatnya Pancasila berakar dan lahir dari sejarah. Maka menggunakan pendekatan sejarah dalam mengkontekstualisasikan nilai-nilai luhur yang terkandung melalui peristiwa masa lalu dan keteladanan para pendiri bangsa adalah keniscayaan bagi pendidik Pancasila. Ini sesuai sekali dengan tema Persamuhan Nasional Pendidik Pancasila, yaitu Pancasila dalam Narasi, Rasa dan Laku Lampah” jelas Sumardiansyah.
Selain diisi materi, para peserta juga mendapat hiburan tari Remo, musik khas Rote Sasando dari kelompok seni Sas Indonesia, serta tari Saman yang penarinya didatangkan langsung dari Aceh.
Kontak Humas AGSI
Heni Purwono
085640554517, purwono.heni@gmail.com,
agsi.or.id
#persamuhanpendidikpancasila #ceritapancasila
#pancasiladariruangkelas
#bpip
#asosiasigurusejarahindonesia
#gurusejarah
#BPIP_RI_AGSI